Lima
5 Dalil tentang Puasa Asyura
1.
Latar
Belakang Puasa Asyura
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan
kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Sihab dari 'Urwah dari 'Aisyah
radliallahu 'anha. Dan diriwayatkan pula, telah menceritakan kepada saya
Muhammad bin Muqatil berkata, telah mengabarkan kepada saya 'Abdullah dia
adalah putra dari Al Mubarak berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad
bin Abu Hafshah dari Az Zuhriy dari 'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anha
berkata: "Orang-orang melaksanakan shaum hari kesepuluh bulan Muharam ('Asyura')
sebelum diwajibkan shaum Ramadhan.
Hari itu adalah ketika Ka'bah ditutup dengan kain (kiswah). Ketika
Allah subhanahu wata'ala telah mewajibkan shaum Ramadhan, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsipa yang mau shaum hari
'asyura' laksanakanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah".
2.
Anjuran
Puasa Asyura
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ
يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا
الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
“Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Ibnu
'Uyainah dari 'Ubaidullah bin Abu YAzid dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma
berkata: "Tidak pernah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
sengaja berpuasa pada suatu hari yang Beliau istimewakan dibanding hari-hari
lainnya kecuali hari 'Asyura' dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan".
Baca Juga
Pengalaman pribadi ketika ditawar homo
Shalat tarawih 8 atau 20? ini keunggulan-keunggulannya
Begini rekayasa penentuan jenis kelamin manusia
Baca Juga
Pengalaman pribadi ketika ditawar homo
Shalat tarawih 8 atau 20? ini keunggulan-keunggulannya
Begini rekayasa penentuan jenis kelamin manusia
3.
Hari
Asyura dan Kaum Yahudi
حَدَّثَنَا زِيَادُ
بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ
فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ فَقَالُوا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْفَرَ اللَّهُ فِيهِ
مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ وَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى
مِنْكُمْ ثُمَّ أَمَرَ بِصَوْمِهِ
“Telah menceritakan kepada kami Ziyab bin Ayyub telah menceritakan
kepada kami Husyaim telah menceritakan kepada kami Abu Bisyir dari Sa'id bin
Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma ia berkata; "Setibanya Nabi shallallahu
'alaihi wasallam di Madinah, beliau mendapatkan orang-orang Yahudi berpuasa
pada hari 'Asyura.
Mereka ditanya tentang masalah itu, lalu mereka menjawab; "Ini
adalah hari di saat Allah memenangkan Musa 'alaihis salam dan Bani Isra'il atas
Fir'aun. Dan kami berpuasa untuk mengagungkan hal itu." Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami lebih berhak kepada Musa
daripada kalian." Kemudian beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari
'Assyura` “.
4.
Puasa
Ramadhan dan Puasa Asyura
وَأَمَّا أَحْوَالُ الصِّيَامِ فَإِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَجَعَلَ يَصُومُ
مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَقَالَ يَزِيدُ فَصَامَ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا
مِنْ رَبِيعِ الْأَوَّلِ إِلَى رَمَضَانَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَصَامَ
يَوْمَ عَاشُورَاءَ ثُمَّ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ عَلَيْهِ الصِّيَامَ
فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِلَى هَذِهِ الْآيَةِ وَعَلَى
الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ } قَالَ فَكَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ
وَمَنْ شَاءَ أَطْعَمَ مِسْكِينًا فَأَجْزَأَ ذَلِكَ عَنْهُ قَالَ ثُمَّ إِنَّ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ أَنْزَلَ الْآيَةَ الْأُخْرَى { شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ
الْقُرْآنُ إِلَى قَوْلِهِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمْ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ } قَالَ
فَأَثْبَتَ اللَّهُ صِيَامَهُ عَلَى الْمُقِيمِ الصَّحِيحِ وَرَخَّصَ فِيهِ لِلْمَرِيضِ
وَالْمُسَافِرِ وَثَبَّتَ الْإِطْعَامَ لِلْكَبِيرِ الَّذِي لَا يَسْتَطِيعُ الصِّيَامَ
فَهَذَانِ حَوْلَانِ قَالَ وَكَانُوا يَأْكُلُونَ وَيَشْرَبُونَ وَيَأْتُونَ النِّسَاءَ
مَا لَمْ يَنَامُوا فَإِذَا نَامُوا امْتَنَعُوا قَالَ ثُمَّ إِنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ
يُقَالُ لَهُ صِرْمَةُ ظَلَّ يَعْمَلُ صَائِمًا حَتَّى أَمْسَى فَجَاءَ إِلَى أَهْلِهِ
فَصَلَّى الْعِشَاءَ ثُمَّ نَامَ فَلَمْ يَأْكُلْ وَلَمْ يَشْرَبْ حَتَّى أَصْبَحَ
فَأَصْبَحَ صَائِمًا قَالَ فَرَآهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَقَدْ جَهَدَ جَهْدًا شَدِيدًا قَالَ مَا لِي أَرَاكَ قَدْ جَهَدْتَ جَهْدًا شَدِيدًا
قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي عَمِلْتُ أَمْسِ فَجِئْتُ حِينَ جِئْتُ فَأَلْقَيْتُ
نَفْسِي فَنِمْتُ وَأَصْبَحْتُ حِينَ أَصْبَحْتُ صَائِمًا قَالَ وَكَانَ عُمَرُ قَدْ
أَصَابَ مِنْ النِّسَاءِ مِنْ جَارِيَةٍ أَوْ مِنْ حُرَّةٍ بَعْدَ مَا نَامَ وَأَتَى
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ { أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ إِلَى
قَوْلِهِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ } وَقَالَ يَزِيدُ فَصَامَ تِسْعَةَ
عَشَرَ شَهْرًا مِنْ رَبِيعِ الْأَوَّلِ إِلَى رَمَضَانَ
........“Sementara perubahan-perubahan puasa, Rasulullah
Shallallahu'alaihiWasallam tiba di Madinah dan berpuasa tiga hari setiap bulan.
Berkata Yazid; Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam puasa tiga hari setiap
bulan selama tujuh belas bulan sejak Rabi'ul Awwal hingga Ramadhan dan puasa
asyura`.
Kemudian Allah subhanahu wata'ala mewajiban puasa atas beliau,
Allah subhanahu wata'ala menurunkan ayat, 'Hai orang-orang yang beriman! Telah
diwajibkan puasa atasmu sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang
sebelummu, ' hingga firman, 'Memberi makan untuk orang-orang miskin.' Setelah
itu bagi yang mau puasa dipersilahkan dan yang mau membayar fidyah sudah
mencukupi.
Selanjutnya Allah subhanahu wata'ala menurunkan ayat lain, 'Bulan
ramadhan yang didalamnya diturunkan Al Quran, ' hingga firmanNya, 'Maka
barangsiapa diantara kalian yang menyaksikanya maka hendaklah berpuasa.'
Berkata Mu'adz bin Jabal; Allah subhanahu wata'ala mewajibkan bagi yang
bermukim dan sehat serta musafir untuk berpuasa sementara orag yang sudah tua
yang tidak mampu berpuasa diwajibkan membayar fidyah.
Dua hal ini adalah perubahan. Berkata Mu'adz bin Jabal; Dulunya
mereka makan, minum dan menggauli istri selama belum tidur, bila sudah tidur
mereka terlarang untuk itu. Seseorang dari Anshar bernama Shirmah tetap
berpuasa hingga sore kemudian mendatangi keluarganya dan setelah itu shalat
isya' dan tidur. Ia tidak makan dan minum hingga pagi dan dipagi harinya ia
berpuasa. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam melihatnya dalam kondisi amat
lelah dan bersabda; "Kenapa aku melihatmu sangat lelah sekali." Ia
berkata; Wahai Rasulullah! Kemarin saya bekerja kemudian saya pulang kemudian
saya merebahkan diri dan tidur kemudian dipagi harinya saya puasa.
Sementara itu 'Umar menggauli salah satu istrinya yang budak atau
wanita merdeka setelah tidur kemudian mendatangi Nabi
Shallallahu'alaihiWasallam dan menyebutkan hal itu pada beliau, kemudian Allah
AzzaWajalla menurunkan, 'Dihalalkan bagimu dimalam puasa untuk bergaul dengan
istri-istrimu, ' hingga firmanNya, 'Kemudian sempurnakanlah puasa hingga
malam.' Berkata Yazid; Beliau puasa tiga hari setiap bulannya selama sembilan
belas bulan dari bulan Rabi'ul Awwal hingga Ramadhan.
5.
Puasa
Asyura dan Puasa Arafah
حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا أَبُو
إِسْحَاقَ الْأَشْجَعِيُّ الْكُوفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ الْمُلَائِيُّ
عَنِ الْحُرِّ بْنِ الصَّيَّاحِ عَنْ هُنَيْدَةَ بْنِ خَالِدٍ الْخُزَاعِيِّ عَنْ حَفْصَةَ
قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَالرَّكْعَتَيْنِ
قَبْلَ الْغَدَاةِ
“Telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Al Qasim telah
menceritakan kepada kami Abu Ishaq Al Asyja'i Al Kufi berkata; telah
menceritakan kepada kami Amru bin Qais Al Mulaa`i dari Al Hurri bin Ashshabbah
dari Hunaidah bin Khalid Al Khuza'i dari Hafshah berkata; "Ada empat
perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi shallaallahu 'alaihi wa
sallam, yaitu puasa Asyura, puasa arafah, puasa tiga hari setiap bulan, dan
shalat dua raka'at sebelum shubuh."
Simak juga video-video unggulan kami di sini
0 komentar